Covid 19 – Ungkapan Suka Duka Tenaga Medis Covid – 19
Selama lebih satu 1/2 tahun terakhir, Indonesia masih berjuang pada menghadapi pandemi Covid-19, suatu kondisi yg selama ini tidak pernah diduga sebelumnya. pada bulan Kemerdekaan ini, di banyak sekali taggar platform digital di antero Bumi Pertiwi masih diramaikan menggunakan kondisi terkini tentang Covid -19.
menjadi pejuang yg siap siaga pada menghadapi pandemi Corona (COVID-19), perjuangan energi medis tidak bisa disepelekan. Ditengah cepatnya penyebaran dan kekacauan virus ini, mereka permanen berusaha buat memastikan pasien yg ditanganinya selamat.
Siang serta malam mereka bertugas demi situs judi slot hentikan penyebaran virus ini. Mereka tinggalkan keluarga dan sanak saudara demi tugas yang beliau emban, lelah sudah absolut mereka rasakan sebagaimana tugasnya.
hayati dan mangkat mereka pertaruhkan buat melawan virus-virus berbahaya ini. Mereka berjuang keras buat selalu fit serta tetap menjaga imunitas tubuh mereka agar tidak praktis tertular penyakit ini. namun terkadang mereka mencicipi letih serta tertekan pada menghadapi itu semua. sehingga poly berasal energi medis kehilangan nyawa dampak kelelahan pada melawan virus covid-19.
Disamping itu, mereka butuh penyemangat pada memperjuangkan hidup mereka dan para pasien-pasien mereka. Mereka tersenyum walau dalam hati mereka menangis, tidak bertenaga buat menghadapi keadaan yang terjadi ini. Mereka senang walau terkadang mereka menangis sebab kehilangan pasien yang dirawatnya.
Dokter, perawat maupun tenaga kesehatan lainnya adalah orang-orang yang berjasa pada perang melawan covid-19. namun ternyata mereka juga sosok yg sangat rentan tertular virus corona sehingga membutuhkan perhatian serius dalam menangani pandemi covid-19.
Perasaan Senang Dan Sedih Petugas Tenaga Medis Covid – 19
Rasa senang dan sedih menemani para pahlawan medis selama berjuang melawan pandemi ini. Hal yg paling disyukuri merupakan kesempatan untuk dapat menolong orang lain serta menyampaikan pelayanan sesuai sumpah profesi. Rasa kompak serta saling membantu menjadi keharuan tersendiri di tengah kecemasan serta ketidakpastian ini.
Mengingat Covid-19 ini artinya jenis virus baru, poly hal baru yg aku pelajari tentang bagaimana merawat pasien menggunakan infeksi virus ini. Mulai dari cara melakukan screening awal, mengenali pertanda serta gejalanya, cara penularannya, serta proses merawat pasien. aku menjadi belajar mengenal APD yg umumnya aku belum pernah pakai seperti baju Coverall serta Face Shield. aku pula mendapat ilmu baru asal beberapa webinar yang saya ikuti. aku pula merasa senang sebab banyak orang menjadi lebih rajin mencuci tangan, ialah prinsip hayati bersih dan sehat semakin poly diterapkan,” jelasnya.
Pengalaman pertama bekerja di tengah pandemi Covid-19 jua menjadi “rewarding experience” yg tidak terlupakan bagi seorang perawat. di antara petugas kesehatan lainnya, perawat menghabiskan ketika paling usang berinteraksi dengan pasien sehingga, menjadikannya sosok paling rentan terhadap virus ini.
Tentu keterbatasan waktu buat berkumpul bersama keluarga menjadi duka yg dirasakan oleh para petugas. Belum lagi, masih poly pasien yang tidak amanah serta kooperatif ketika berobat, seolah tidak peduli dengan risiko yg mampu saja terjadi. Beberapa dokter dan perawat sebagai positif Covid-19 akibat menangani pasien yang menyembunyikan riwayat hubungan atau perjalanannya. Jerih payah tim medis yg berjuang sekuat tenaga seakan tidak dihargainya.
Kurangnya Alat Perlindungan Tenaga Medis
indera Pelindung Diri (APD) dibutuhkan sang para pekerja medis buat menjaga keamanan serta keselamatan di lingkungan yang penuh resiko penularan. Sayangnya, hingga saat ini ketersediaan APD masih terbatas. Bahkan, masih banyak rumah sakit yg tidak mempunyai stok sama sekali.
Efisiensi penggunaan APD sangat dijaga supaya defisiensi stok tidak terjadi. banyak sekali cara dilakukan buat mengakali keterbatasan stok ini. Masker N-95 disimpan pada tempat yang bersih agar dapat digunakan ulang sampai 5x. Face Shield juga slot gacor terbaru tidak selalu menggunakan face shield medis. Selain itu, penggunaan baju Coverall buat mekanisme menggunakan potensi penularan yg lebih tinggi, dibatasi menjadi 1 baju pada satu kali shift dinas. Sedangkan di prosedur lain yg tidak bersifat demikian serta tak memakan waktu yang lama , petugas hanya memakai jas atau kimono kain.
Baju berlapis lapis yang kami gunakan itu akan kami lepas setelah benar – benar selesai bertugas. Kami berupaya saling membantu satu sama lain, Bila satu rekan kami sudah melepas baju Coverallnya serta ternyata terdapat pasien yg membutuhkan bantuan tiba-tiba, rekan kami yang lain yg belum melepas baju Coverallnya akan membantu. Hal ini bertujuan buat berhemat penggunaan APD,” ujar keliru satu perawat yang kami wawancara.
Keterbatasan APD juga menyebabkan para petugas buat menahan rasa haus, lapar, hingga hasrat buat buang air. karena, APD bersifat sekali gunakan sehingga Jika dilepas, APD wajib pribadi disisihkan dan disterilkan.
Selalu Diselimuti Rasa Cemas Dan Takut Saat Bertugas
Rasa takut serta khawatir menyelimuti keseharian para tenaga medis. sementara di sisi lain, mereka bertanggung jawab buat melayani para pasien serta menenangkan mereka. Dibalik semangat yang mereka tunjukkan, tersimpan kekhawatiran besar sebab slot gacor gampang menang rentan tertular. Kesedihan pula dirasakan para pahlawan medis sebab harus membatasi diri untuk bertemu famili. Apalagi menjelang Hari Raya Idul Fitri nanti, tentu tidak memungkinkan bagi mereka buat dapat pulang ke kampung halaman.