Fakta Jika Kebanyakan Tenaga Medis Di Seluruh Dunia Adalah Wanita

Fakta Jika Kebanyakan Tenaga Medis Di Seluruh Dunia Adalah Wanita

Meskipun 60 persen petugas kesehatan di dunia adalah perempuan, masih ada yang kosong terhadap mereka. Situasinya terjadi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di banyak negara di dunia yang mana kasus dana insentif tenaga kesehatan tertahan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun ini menyoroti situasi yang dialami oleh banyak petugas kesehatan perempuan di seluruh dunia. “Dari tingkat ekonomi, belum makmur, tetapi masih ada celah di sini. Kemudian, jika, misalnya, pada wanita di Nakes (petugas kesehatan) di negara maju, itu akan lebih aman daripada kapasitas, pendidikan dan pendapatan,” kata gender, “kata gender Penasihat dan kaum muda oleh siapa di Jakarta beberapa waktu lalu.

Fakta Jika Kebanyakan Tenaga Medis Di Seluruh Dunia Adalah Wanita

“Sementara banyak nakes di banyak negara di seluruh dunia masih belum dijamin dengan kesejahteraan dan ekonomi. Masih banyak yang memasuki sektor informal,” kata Diosh di Pusat Inisiatif Pengembangan Strategis Indonesia (Cisdi). Di sektor informal ini, banyak petugas kesehatan perempuan mengerjakan beberapa hal di komunitas mereka, tetapi mereka tidak dibayar dengan benar. “Jika di AS, mungkin gambaran kesehatan. Ini juga termasuk dalam sektor informal sehingga kesejahteraan Anda, kapasitas dan kemampuan untuk menyediakan layanan kesehatan tidak cukup,” kata pendiri Cisdi.

Tenaga Medis Di Seluruh Dunia Mempengaruhi Gender

Laporan terakhir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang kesetaraan gender dalam profesi kesehatan mengatakan bahwa dua oleh tiga sumber daya manusia di sektor daftar sbobet mobile di seluruh dunia. Fenomena ini juga dikenal sebagai istilah “feminisasi kesehatan profesional”, yaitu petugas kesehatan semakin didominasi oleh perempuan. Tetapi dominasi perempuan dalam profesi kesehatan tidak secara langsung positif dalam perspektif kesetaraan gender, karena lintasan profesionalnya setelah kewajiban pendidikan dan layanan dipengaruhi oleh tuntutan sosial, termasuk besarnya gender kertas, mereka menghadapi di tengah-tengah a masyarakat patriarki. Mereka tidak begitu bebas untuk memilih, misalnya, lokasi tempat kerja dan pencarian karir di sektor kesehatan untuk orang-orang yang membutuhkan.

Petugas kesehatan perempuan di Indonesia juga menerima evaluasi sosial dalam menunjukkan peran dalam pembangunan rumah tangga. Pertimbangan ini jauh lebih mahir daripada pertimbangan gaji, kemajuan profesional dan idealisme mereka sebagai petugas kesehatan yang melayani orang yang membutuhkan. Seorang perawat yang menikahi kolega prianya, staf Program NS, misalnya, bersedia bekerja dan tinggal di daerah terpencil lagi sepanjang suaminya juga bekerja di lokasi yang berdekatan. Jika Anda harus memilih, responden wanita ini akan memilih untuk menemani suami Anda alih-alih bekerja sebagai perawat dari suaminya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *